Cara Berbakti Kepada Kedua Orangtua yang Sudah Meninggal Dunia

Berbakti kepada orangtua tidak hanya dilakukan ketika mereka masih hidup, tetapi juga bisa dilanjutkan setelah mereka wafat. Hal ini karena doa, amal jariyah, dan kebaikan yang kita lakukan dapat sampai kepada mereka.
Allah ï·» berfirman : "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’: 24).
Ayat ini menunjukkan kewajiban berdoa dan berbuat baik untuk orangtua, baik saat hidup maupun setelah wafat. Beberapa bentuk berbakti kepada kedua orangtua setelah mereka wafat : mendoakannya, menunaikan wasiat dan hutangnya, bersedekah atas namanya, menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, mengamalkan ilmu dan kebaikannya, dan memperbanyak istighfar untuknya.
Mendoakan Orangtua
Rasulullah ï·º bersabda : “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631).
Hadits ini menegaskan bahwa doa anak shalih adalah amalan yang terus mengalir untuk kedua orangtua meski mereka telah wafat.
Menunaikan Wasiat dan Hutang Orangtua
Berbakti juga dilakukan dengan menunaikan wasiat yang baik dari orangtua serta melunasi hutang-hutang mereka. Nabi ï·º bersabda : “Sesungguhnya jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya hingga dilunasi.” (HR. At-Tirmidzi no. 1078, hasan)
Melunasi hutang orangtua adalah bentuk kasih sayang sekaligus bakti anak agar mereka terbebas dari beban di akhirat.
Bersedekah atas Nama Orangtua
Rasulullah ï·º membolehkan bersedekah atas nama orangtua yang telah meninggal. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ibuku telah meninggal, apakah bermanfaat jika aku bersedekah untuknya?” Beliau menjawab : “Ya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, bersedekah atas nama orangtua termasuk bentuk birrul walidain (berbakti kepada orangtua).
Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat Orangtua
Rasulullah ï·º bersabda : “Sesungguhnya di antara bentuk berbakti yang paling utama adalah seorang anak menyambung hubungan dengan sahabat-sahabat ayahnya setelah (ayahnya) wafat.” (HR. Muslim no. 2552)
Menjaga hubungan baik dengan sahabat, saudara, dan kerabat orangtua adalah tanda kesetiaan dan bentuk bakti kepada mereka.
Mengamalkan Ilmu dan Kebaikan yang Mereka Ajarkan
Jika orangtua pernah mengajarkan kebaikan atau ilmu, mengamalkannya adalah bagian dari bakti. Karena pahala amal baik tersebut akan mengalir juga kepada mereka.
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan : “Amal shalih yang dihadiahkan pahalanya untuk orang lain dapat sampai kepadanya, baik berupa doa, sedekah, haji, dan sebagainya, berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.” (Syarh Shahih Muslim, 11/85)
Memperbanyak Istighfar untuk Orangtua
Selain doa umum, memperbanyak istighfar khusus untuk orangtua adalah wujud cinta anak kepada mereka.
Allah ï·» mengisahkan doa kaum mukmin : “Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orangtuaku, dan orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 41)
Berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal tidak berhenti dengan kematian mereka. Doa, istighfar, sedekah jariyah, melunasi hutang, menunaikan wasiat, menjaga silaturahmi, serta mengamalkan kebaikan yang diajarkan orangtua adalah bentuk nyata dari birrul walidain setelah wafat.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata : “Berbakti kepada kedua orangtua setelah wafatnya lebih banyak dilakukan dengan doa, istighfar, sedekah atas nama mereka, dan menyambung hubungan dengan kerabat mereka.” (Fathul Bari, 5/78)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin